“Dan tidaklah Kami ciptakan langit dan bumi dan segala yang ada di antara keduanya dengan bermain-main.” (QS Ad - Dukhaan [44]: 38).
Tak ada satu pun yang Allah ciptakan di muka bumi ini dengan sia-sia dan tanpa perhitungan. Tak ada yang Allah ciptakan di bumi ini dengan tanpa tujuan dan manfaat. Bahkan sebuah rasa sakit pun yang terkadang kita anggap sebagai siksaan, sebetulnya Allah ciptakan dengan suatu maksud yang ternyata bisa mengantarkan kita untuk selalu bertafakur dan bersyukur kepanya-Nya dan bisa menjadi suatu anugrah bagi orang-orang tertentu.
Nyeri mempunyai makna dalam kehidupan manusia. Kita lahir dalam kenyerian/kesakitan. Kita menghadapi maut dalam kenyerian/kesakitan. Kita hidup dalam kenyerian/kesakitan baik bersifat psikis maupun somatik-viseral. Nyeri tidak hanya suatu signal yang menandakan adanya suatu proses patologis di dalam sistem tubuh kita. Tetapi dengan nyeri inilah, seorang hamba dapat sadar bahwa dirinya hanyalah makhluk ciptaan Tuhannya yang penuh dengan kelemahan dan ketidakberdayaan.
Definisi dari nyeri itu sendiri adalah suatu sensori yang tidak menyenangkan pengalaman emosi yang dihubungkan dengan aktual dan potensial kerusakan jaringan atau kondisi dimana terjadi kerusakan. Sebelum era penemuan ilmiah, semua orang percaya bahwa seluruh tubuh manusia bisa merasakan sakit. Sebelum peran ujung saraf di kulit itu ditemukan, manusia sudah belajar tentang keberadaan ujung saraf tertentu yang mengirimkan rasa sakit ke otak. Kulit berhubungan dengan sensitivitas karena mengandung mayoritas saraf.
Menurut klasifikasi sensitivitas kulit Dr. Head, ada dua kelompok rasa:
1. Epicritic yang merasakan sesuatu yang sangat lembut, seperti sentuhan ringan atau sedikit perubahan suhu; dan,
2. Protopathic yang merasakan sakit dan perubahan besar suhu. Masing-masing kategori ini menggunakan sel-sel saraf tertentu selain reseptor lain untuk mensensor setiap perubahan lingkungan.
Reseptor ini dapat dikategorikan ke dalam empat macam:
1. Exteroceptors yang berkaitan dengan akal dan sentuhan dan yang mengandung sel-sel
meissners dan merkels,
2. Krause End Bulbs yang terkait dengan dingin,
3. Ruffini Cylinders yang terkait dengan panas dan,
4. Nerve Endings yang dapat mengirimkan semua perasaan sakit fisik.
Jadi, kulit merupakan bagian tubuh yang kaya dengan ujung saraf yang salah satu fungsinya adalah untuk mengirimkan sinyal-sinyal eksternal berupa suhu dan sentuhan tergantung jenis reseptornya.
“Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam neraka. Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan azab. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS An-Nisa’ [4]: 56).
Mengenai penghuni neraka, Allah SWT juga berfirman, “Dan diberi minuman dengan air yang mendidih sehingga memotong-motong ususnya” (Muhammad [47]: 15)
Allah SWT menjelaskan kepada kita dalam ayat pertama bahwa kulit adalah bagian tubuh yang akan menerima hukuman, karena ada hubungan antara kulit dan sensasi rasa sakit. Ayat ini juga mengatakan kepada kita bahwa ketika kulit terbakar (yakni di neraka), manusia tidak dapat lagi merasakan sakitnya hukuman. Karena itu kulit yang terbakar diganti dengan kulit segar baru di mana saraf yang berfungsi dengan baik dan dapat menularkan rasa sakit.
Anatomi telah membuktikan bahwa orang-orang yang kulitnya telah terbakar tidak bisa merasakan sakit karena ujung saraf rusak. Hal ini berbeda dari orang yang memiliki luka bakar tingkat kedua, karena ia akan mengalami sakit parah karena ujung saraf tidak rusak, tetapi agak terbuka.
Anatomi juga telah membuktikan bahwa usus kecil tidak punya reseptor. Namun, reseptor dapat ditemukan antara peritoneum dan lapisan luar usus. Area ini mengandung banyak organ kecil dikenal dengan nama paccini. Ukuran peritoneum adalah 20.400 cm kubik, yang menjadikannya setara dengan ukuran lapisan luar kulit. Selain itu, reseptor pada usus serupa dengan yang ada di kulit.
Al-Qur'an dalam ayat yang kedua mengancam orang-orang kafir bahwa usus mereka akan terpotong-potong. Rahasia di balik ancaman ini baru saja terungkap ketika para ilmuwan menemukan bahwa usus tidak terpengaruh oleh panas. Namun jika usus diputus, air mendidih akan mengalir keluar ke tempat antara peritoneum dan lapisan luar usus. Tempat ini berisi banyak ujung saraf yang mengirim rasa sakit ke otak dan dengan demikian manusia akan mengalami rasa sakit yang luar biasa.
Dengan cara ini, orang-orang kafir akan menderita karena penyangkalannya terhadap tanda-tanda kekuasaan Allah. Ilmu pengetahuan modern telah menunjukkan kepada kita bahwa sebagian besar saraf ditemukan di kulit. Sebelum penemuan mikroskop dan kemajuan yang dicapai dalam bidang anatomi, tidak ada manusia bisa memiliki pengetahuan tentang fakta ilmiah yang telah dijelaskan Alquran empat belas abad yang lalu ini. Ini merupakan sebuah keajaiban dan tanda kekuasaan Allah. Dengan semua tanda-tanda inilah Allah menunjukan kekuasaan-Nya, dan tak ada seorang pun yang dapat menyangkal atau meragukan-Nya.
Kajian Kedokteran Islam Rutin FULDFK KKIA DEW 3, Juli 2010 – Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar